25 April 2008

Petrus

Salah satu tokoh alkitab perjanjian baru yang menjadi inspirasiku adalah seorang seorang Simon Petrus. Kenapa? Karena bagiku dia sesosok orang yang bisa dan mau belajar dari Gurunya yaitu Yesus dan juga belajar dari kesalahannya sendiri sehingga pada akhirnya dia adalah salah satu murid dan rasul yang mati menjadi martir Tuhan. Kenapa begitu?

Ketika Petrus dan murid-murid Yesus yang lain mendahului Yesus untuk menyeberang ke Genesaret setelah peristiwa Yesus memberi makan lima ribu orang (Mat 14:13-20), Yesus menyusul mereka dengan berjalan diatas air (mat 14:22-33). Dan Petrus sudah melihat banyak mujizat yang diperbuat Yesus. Ketika dia dan murid yang lain melihat Yesus berjalan diatas air, hanya Petrus yang berani keluar dari zona aman perahu untuk ikut berjalan diatas air seperti Gurunya. Dan sekian waktu dia bisa berjalan diatas air menjumpai Yesus walaupun pada akhirnya jatuh tenggelam karena takut dan dia ditolong Gurunya. Tapi setidaknya dia pernah belajar dan praktek iman bersama Yesus dan dia berjalan diatas air. Berapa banyak dari orang Kristen bicara tentang iman tapi mereka tidak pernah berani keluar dari zona aman perahu hidup mereka dan berjalan diatas air iman mereka.

Ketika Yesus bertanya ”siapa Anak Manusia itu?” (mat 16: 13-20), Petruslah yang berani mengaku bahwa Dia adalah Mesias Anak Allah Yang hidup. Dan kenapa dia berani menjawab dan mengaku begitu, karena dia belajar mengenal Gurunya lewat setiap kata dan ucapan yang keluar dari mulut Yesus, lewat ajaran, perbuatan dan mujizat yang telah dia lihat, saksikan dan bahkan rasakan sendiri.

Kalau kita bandingkan dengan kehidupan murid-murid Yesus, saya berpikir Petrus memiliki pasang surut perjalanan imannya. Jadi tidak lurus-lurus aja. Contohnya setelah perjalanan hidupnya bersama Yesus beberapa tahun lamanya pada akhirnya Yesus di tangkap untuk diadili, Petrus menyangkal Yesus sampai 3 kali (Matius 26:69-75). Dia sadar akan penyangkalan yang baru saja dia lakukan atas Gurunya ,dia pergi dan menangis. Tetapi dia mau belajar dari kesalahannya dan bertobat untuk kemudian menjadi seorang penginjil yang solid dan tidak mau menyangkal imannya hingga mati demi mengabarkan ’kabar baik” kepada dunia.

Baik sadar ataupun tidak saya sering menyangkal iman saya kepada Yesus dengan melakukan hal yang aku tahu Tuhan tidak berkenan. Aku berkata aku Kristen, tapi cara hidup tidak berbeda dengan dunia ini. Aku berkata aku percaya Yesus, tetapi dasar hidupku adalah realita dunia yang kacau. Ampuni aku ya Tuhan Yesus dan ajar aku untuk hidup didalam iman dan percaya kepada Mu. Amin! (AsT)

0 komentar: